Kenaikan BBM yg baru saja terjadi sungguh membuat shock sebagian kalangan rakyat Indonesia yg mayoritas berpenduduk miskin dan serba kekurangan(mau mengakui /tidak terserah) ,disaat kebutuhan primers yg masih kalang kabut untuk mendapatkannya sudah di timpa segunung kebijakan Pemerintah yg sangat menyesatkan contohnya yg baru saja terjadi yaitu kenaikan BBM (Benar-Benar Mati).
“Kebijakan menaikkan BBM bersubsidi semata-mata dilakukan demi menyelamatkan perekonomian nasional ” apa yg diselamatkan?mana bukti terselamatkan?bukannya Negara kita sudah berulang kali melakukan kebijakan ini dan termasuk kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik? Dan sampai saat ini saya tidak pernah mendengar celoteh masyarakat kita yg mengatakan “saya PUAS dengan kerja Pemerintah?” bahkan banyak yg mengeluh dan mengatakan “tau gitu saya kemaren ga coblos SBY” .
Apa yg terjadi dengan mainset pemikiran rakyat Indonesia?sebuah pertanyaan yg bahkan tidak terpikirkan oleh partai yg lagi berkuasa sekarang ini..ya..ini lah yg terjadi bahkan sudah terjadi dan tidak bisa di ulang lagi dan tinggal menunggu lengsernya masa pemerintahan dan ganti dengan yg baru...
Alkisah tentang sebuah negara kaya yang miskin Spekulasi terhadap Kekayaan Alamnya sendiri,karena selama ini yg sudah dilakukan adalah menjual bahan mentah tanpa mengolah menjadi bahan matang dan siap saji,kalo tidak gitu menyewakan lahan kepada pihak asing untuk diambil hasil bumi kita dan anehnya cuma bangga mendapatkan bagi hasil dan pajak pendapatan,sungguh hal yg sangat membodohkan..
Kebijakan seperti ini sepertinya sudah tidak berlaku lagi dalam sistem negara ini,karena tidak pernah ada bukti yg nyata seperti sekolah rusak,jembatan ambruk,jalan –jalan rusak masih belum terpuaskan rakyat ini dalam menikmatinya,bahkan hal-hal yg seharusnya tidak penting malahdibeli dengan expose berita selama berhari-hari: beli pesawat keprisidenan,pembelian tank rongsokan diBelanda dll...what the hell is this guys?
Mau berapa lama lagi kita di bodohi ?apa nunggu negara ini hancur oleh mereka atau hilangnya hak hidup anak cucu kita?tentu tidak kan?kalo kita diam semakin meraja lela hal-hal seperti diatas,karena kita bagai kena penyakit kronis dan menunggu waktu untuk mati tanpa perubahan....
“Kebijakan menaikkan BBM bersubsidi semata-mata dilakukan demi menyelamatkan perekonomian nasional ” apa yg diselamatkan?mana bukti terselamatkan?bukannya Negara kita sudah berulang kali melakukan kebijakan ini dan termasuk kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik? Dan sampai saat ini saya tidak pernah mendengar celoteh masyarakat kita yg mengatakan “saya PUAS dengan kerja Pemerintah?” bahkan banyak yg mengeluh dan mengatakan “tau gitu saya kemaren ga coblos SBY” .
Apa yg terjadi dengan mainset pemikiran rakyat Indonesia?sebuah pertanyaan yg bahkan tidak terpikirkan oleh partai yg lagi berkuasa sekarang ini..ya..ini lah yg terjadi bahkan sudah terjadi dan tidak bisa di ulang lagi dan tinggal menunggu lengsernya masa pemerintahan dan ganti dengan yg baru...
Alkisah tentang sebuah negara kaya yang miskin Spekulasi terhadap Kekayaan Alamnya sendiri,karena selama ini yg sudah dilakukan adalah menjual bahan mentah tanpa mengolah menjadi bahan matang dan siap saji,kalo tidak gitu menyewakan lahan kepada pihak asing untuk diambil hasil bumi kita dan anehnya cuma bangga mendapatkan bagi hasil dan pajak pendapatan,sungguh hal yg sangat membodohkan..
Kebijakan seperti ini sepertinya sudah tidak berlaku lagi dalam sistem negara ini,karena tidak pernah ada bukti yg nyata seperti sekolah rusak,jembatan ambruk,jalan –jalan rusak masih belum terpuaskan rakyat ini dalam menikmatinya,bahkan hal-hal yg seharusnya tidak penting malahdibeli dengan expose berita selama berhari-hari: beli pesawat keprisidenan,pembelian tank rongsokan diBelanda dll...what the hell is this guys?
Mau berapa lama lagi kita di bodohi ?apa nunggu negara ini hancur oleh mereka atau hilangnya hak hidup anak cucu kita?tentu tidak kan?kalo kita diam semakin meraja lela hal-hal seperti diatas,karena kita bagai kena penyakit kronis dan menunggu waktu untuk mati tanpa perubahan....
Facebook
